Selasa, 17 Juni 2014

GEOMETRI

Karakteristik Geometri

Karakteristik Geometrik 

Mesin didesain untuk melakukan fungsi tertentu, berarti mesin tersebut mempunyai karakteristik fungsional.
Apabila sebuah poros dipasangkan dengan sebuah bantalan maka diameter poros harus lebih kecil dari diameter dalam/lubang bantalan supaya poros mempunyai kelonggaran yang tertentu untuk mempermudah pelumasan dan mengurangi gesekan. Besarnya kelonggaran tersebut tergantung ukuran poros maupun lubang yang dalam hal ini merupakan karakteristik geometrik bantalan.
Karakteristik geometrik ditentukan oleh siperancang yang dituangkan dalam gambar teknik. Pada saat pembuatan, pembuat akan membuat produk sesuai yang dicantumkan pada gambar teknik tersebut.

Hubungan antara Karakteristik Geometrik dengan Karakteristik Fungsional 

Hubungan antara karakteristik fungsional dengan karakteristik geometrik adalah sangat penting. Komponen mesin boleh dikatakan bercirikan karakteristik geometrik yang teliti dan utama.
Misalnya karakteristik fungsional dari bantalan tergantung atas karakteristik geometrik dari poros maupun lubangnya, dalam hal ini mengenai ukuran (dimensi), bentuk dan kehalusan permukaan dari masing-masing komponen (lubang dan poros).
Kekuatan suatu komponen mesin tergantung atas dimensinya. Dengan menggunakan material yang sama, poros berdimensi besar akan lebih besar pula kekuatannya dibandingkan dengan poros berdimensi kecil.
Untuk komponen mesin dengan kecepatan tinggi, seperti baling-baling dengan porosnya yang digunakan pada pesawat udara, maka letak titik beratnya memegang peranan penting. Kesalahan bentuk pada bagiannya akan mengubah letak titik berat sehingga fungsi mesin akan terganggu karena getaran yang diakibatkan oleh kesalahan titik berat.
Penyimpangan Selama Proses Pembuatan 
 
Suatu komponen mesin mempunyai karakteristik geometrik yang ideal apabila komponen tersebut sesuai dengan apa yang dikehendaki, mempunyai:
  1. Ukuran/dimensi yang teliti.
  2. Bentuk yang sederhana.
  3. Permukaan yang halus sekali.
Dalam kenyataannya adalah tidak mungkin membuat suatu komponen dengan karakteristik yang ideal, namun akan timbul penyimpangan penyimpangan. Misalnya dalam proses pemesinan timbul penyimpangan yang bersumber dari satu atau lebih dari faktor-faktor berikut :
  1. Penyetelan mesin perkakas.
  2. Pengukuran geometri produk.
  3. Gerakan mesin perkakas.
  4. Keausan pahat (perkakas potong)
  5. Perubahan temperatur.
  6. Besarnya gaya pemotongan.
Dapat disimpulkan bahwa produk/komponen dengan karakteristik geometrik yang ideal adalah tidak mungkin diproduksi. Oleh sebab itu solusinya adalah dengan mentolerir penyimpangan yang terjadi. Jadi sekarang masalahnya adalah menentukan seberapa jauh penyimpangan yang diperbolehkan.
Spesifikasi, Metrologi dan kontrol kualitas 

Didalam sebuah industri ditemui tingkatan-tingkatan dalam proses pembuatan suatu produk/mesin berlangsung. Tingkatan-tingkatan itu berupa : tingkatan politik perusahaan, tingkatan perancangan, tingkatan pembuatan dan perakitan, dan tingkatan distribusi dan purna jual. Dari berbagai media komunikasi yang digunakan salah satunya dapat dianggap sebagai media yang terpenting yaitu gambar teknik.
Gambar teknik haruslah jelas dan dimengerti oleh semua orang, baik oleh perancang produk, perancang proses produksi, operator-operator mesin, pengontrol kualitas selama proses produksi berlangsung, dan orang-orang dari bagian servis. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai cara penulisan dan arti dari spesifikasi geometrik suatu produk yang akan dibuat yang tercantum pada gambar teknik haruslah seragam untuk menghindari salah pengertian.
Pada tingkatan produksi pemeriksaan kualitas geometrik dilakukan pada produk untuk membandingkan dengan spesifikasi geometrik yang ada pada gambar teknik. Apabila ada perbedaan, maka haruslah diambil tindakan untuk memperbaiki dan menjaga kualitas produk.
Istilah metrologi geometrik atau disebut juga metrologi industri didefinisikan sebagai :
ilmu dan teknologi untuk melakukan pengukuran karakteristik geometrik dari suatu produk (komponen mesin/peralatan) dengan alat dan cara yang cocok sedemikian rupa sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya dari komponen mesin yang bersangkutan.
Apakah Mutu Tersebut ?
Mutu atau kualitas adalah istilah yang mengandung arti relatif yang digunakan untuk menilai tingkat persesuaian suatu hal terhadap acuannya.
Acuan dapat berupa benda nyata (contoh) tetapi lebih sering berupa benda maya atau imajiner yang dituangkan dalam bentuk spesifikasi (rincian karakteristik geometrik, fisik, material, dan bisa juga kimiawi). Hanya produk yang sesuai dengan spesifikasi, yang diketahui dengan mengukur karakteristiknya (geometrik, fisik, material, kimiawi), inilah yang dapat menyandang predikat bermutu bagus.
Jika acuan telah dimengerti dan dipahami maka teknologi pembuatan produk dapat dipilih yang sesuai.
Pemeriksaan/inspeksi adalah sama dengan kontrol kualitas yaitu melaksanakan pengukuran karakteristik produk yang kemudian dibandingkan dengan acuan yang dibakukan. Tetapi pada pemeriksaan hasilnya hanya sampai pada taraf penyajian data bahwa sekian produk adalah baik dan sebagian lain adalah jelek. Kontrol kualitas lebih dalam materinya dari pada pemeriksaannya dimana selain dilakukan pengukuran juga dipikirkan metoda untuk menangani berbagai masalah antara lain :
  1. Kapan pemeriksaan produk dilakukan dan dengan metoda apa pengukuran dilaksanakan.
  2. Berapa lama pemeriksaan harus diulang atau berapa selang waktunya (frekwensinya) antara pemeriksaan yang satu dengan berikutnya.
  3. Berapa banyak produk yang harus diperiksa untuk satu kali pemeriksaan.
  4. Bagaimana data pengukuran diolah, disimpulkan dan tindakan apa yang harus dilakukan sesuai dengan kondisi proses.
Tujuan terpenting dari kontrol kualitas adalah untuk memberikan tanda “lampu merah”, berarti suatu tindakan harus segera diambil untuk mencari penyebab perubahan dan membetulkan variabel yang mempengaruhi proses produksi. Karakteristik proses pembuatan dapat dipelajari melalui berbagai bentuk diagram kontrol. 

Sumber : domsavmania.wordpress.com

ALAT UKUR

Alat Ukur

Pengertian Alat Ukur

Dalam fisika dan teknikpengukuran merupakan aktivitas yang membandingkankuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut atau alat ukur adalah instrumen yang digunakan untuk membandingkan suatu parameter (berat, panjang, waktu dll) dengan suatu standar yang telah ditetapkan. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

Macam-Macam Alat Ukur 

Alat Ukur Panjang


  1. Alat Ukur panjang Langsung
    • Penggaris/meteran 
    Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dariplastiklogam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.
    • Vernier caliper
    Alat ukur ini dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak sebutan antara lain: mistar geser, jangka sorong, mistar ingsut, sketmat, atau sigmat.
    • Micrometer
     Jangka sorong adalah alat ukur  yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong / caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.  jangka sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
 
  1. Alat Ukur Panjang tak langsung
    • Dial Gauge bore adalah sebuah alat dengan dial indikator yang diperuntukan untuk mengukur panjang diameter suatu lubang dengan ketelitian 0,01 mm.
    • Dial Indokator adalah sebuah alat dengan dial indikator yang diperuntukan untuk mengukur run-out dari sebuah bidang datar, celah roda gigi, dll dengan ketelitian 0,01 mm.
    • Caliper Gauge sebuah alat dengan dial indikator yang diperuntukan untuk mengukur panjang diameter suatu lubang yang kecil dengan ketelitian 0,01 mm.

Alat Ukur Massa


Neraca/Timbangan
Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda.
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N).
Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau timbangan. 
Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti :
  • neraca Ohauss
  • neraca digital.
  • neraca analitis dua lengan
  • neraca lengan gantung

Alat Ukur Waktu

  1. Jam Pasir adalah pengukur waktu yang telah ada dari zaman dahulu kala, dengan menggunakan kecepatan aliran pasir berpindah dari tabung satu dengan tabung lainnya yang melalui lubang sempit. sehingga penggunaannya hanya dengan membaliknya waktu akan berjalan.
  2. Jam adalah penunjuk waktu, pengukur waktu yang telah menjadi standar dunia dengan berbagai daerah waktu (GMT), sekarng banyak jenis jam tersebut.
  3. Stopwatch adalah penunjuk waktu yang sering digunakan dalam perlombaan karena ketelitian terhadap jam biasa yang hanya menggunakan detik, menit dan jam pada jam biasa.

Alat Ukur Suhu

Termometer  adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (derajat panas atau dingin) suatu benda.Termometer menggunakan zat yang mudah berubah sifat  akibat perubahan suhu (sifat termometrik benda). Raksa (Hg) dan Alkohol mudah memuai akibat perubahan suhu, sifat termometrik inilah yang dipakai pada termometer zat cair.

Alat Ukur Listrik


  • Voltmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada ujung-ujung komponen elektronika yang sedang aktif, seperti kapasitor aktif, resistor aktif, dll. Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur beda potensial suatu sumber tegangan, seperti batere, catu daya, aki, dll. Voltmeter dapat dibuat dari sebuah galvanometer dan sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya. Untuk lebih jelas, perhatikanlah ilustrasi pengukuran bedat potensial/tegangan listrik berikut
  • Ohmmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan suatu komponen, seperti resistor, dan hambatan kawat penghantar. Tidak seperti ampermeter dan voltmeter, ohmmeter dapat bekerja sesuai dengan fungsinya jika pada alat tersebut terdapat sumber tegangan, misalnya batere.
  • Ampermeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Dalam pemasangannya, ampermeter ini harus dihubungkan paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Peasangan hambatan shunt ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya. Berikut adalah ilustrasi pengukuran kuat arus listrik menggunakan ampermeter
  • Multitmeter/Multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM(Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM(digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), danmultimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrikDC.
  • Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt)

TOLERANSI

Toleransi

TOLERANSI

1. Toleransi dan suaian 
  1. Toleransi
Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah elemen diberi ukuran  maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
•  adalah ukuran dasar
•  adalah nilai toleransi yang diberikan
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran, toleransi geometrik, dan konfigurasi kekasaran permukaan.
1.1  Toleransi ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran elemen.
Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.
Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi:
1.1.1        Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman.
ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16.
Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut:

IT 01
IT 0
IT 1
Nilai dalam µm untuk D dalam µm
0,3 + 0,008 D
0,5 + 0,012 D
0,8 + 0,0 20 D
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antara pengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.
  1. Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti.  Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll.
  2. Kualitas 5 – 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen yang mampu tukar.
  3. Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan, pengerolan, dsb.
1.1.2        Toleransi Umum dan Toleransi Khusus
  1. Toleransi Umum
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian).
Nilai toleransi umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang sama.  Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan) dan ukuran dasar.
  1. Toleransi Khusus
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum dan suaian.  Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
1.1.3        Toleransi suaian
Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan.
Ada empat macam suaian pada elemen mesin, yakni:
  1. Suaian longgar (clearance fit)
Suaian ini selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
  1. Suaian sesak (interference fit)
Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros.
  1. Suaian pas (transition fit)
Suaian ini dapat menghasilkan celah bebas atau interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan kelegaan negatif.
  1. Suaian garis
Batas – batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit.
Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali dipakai :
  1. Ukuran dasar
Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yanag ditulis sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diijnkan.
  1. Penyimpangan atas
Penyimpangan atas adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum.
  1. Penyimpangan bawah
Penyimpangan bawah adalah penyimpangan ke arah bawah penyimpangan minimum.
  1. Ukuran maksimum
Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diperbolehkan.  Besarnya ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas.
  1. Ukuran minimum
Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan.  Besarnya ukuran minimum = ukuran dasar + penyimpangan bawah.
  1. Garis nol
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
  1. Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur.
  1. Kelonggaran (Clearance)
Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.
  • Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros  terkecil dalam suatu suaian longgar.
  • Kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil dengan poros terbesar dalam suatu suaian longgar.
  1. Kesesakan (Interference)
Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.
  • Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros terbesar pada suaian sesak.
  • Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada suaian sesak.
Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros:
a. 30H7                                        b.  40g6
Keterangan:
  1. Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan kualitasnya 7
  2. Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan kualitasnya 6
1.2  Toleransi Geometrik
Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris.  Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya.
Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi berikut.
  1. Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1)
  2. Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2)
  3. Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #3)
  4. Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4)
  5. Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5)
  6. Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6)
  7. Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #7)
  8. Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8)
Berikut ini gambaran mengenai hubungan antara sifat yang diberi  toleransi dan daerah toleransi diberikan dalam suatu tabel.
Daerah Toleransi
#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
Sifat-sifat yang diberi toleransi
Simbol
Kelurusan
Kedataran
Kebulatan
Kesilindrisan
Profil garis
Profil permukaan
Kesejajaran
Ketegaklurusan
Ketirusan
Posisi
Konsentrisitas dan koaksialitas
Kesimetrisan
Putar tunggal
Putar total
Hubungan antara toleransi geometrik dengan toleransi ukuran ada dua macam dibedakan menurut :
  1. Menurut Prinsip Ketidakbergantungan
Definisi Prinsip Ketidakbergantungan adalah,“Tiap persyaratan yang diperinci dalam gambar, seperti misalnya toleransi ukuran dan toleransi bentuk atau posisi harus ditentukan secaa bebas tanpa menghubungkan pada ukuran, toleransi atau sifat manapun kecuali ditentukan oleh suatu hubungan khusus.”
Maka bila tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran dan toleransi bentuk atau posisi, toleransi bentuk atau posisi itu dianggap tidak memiliki hubungan.
  1. Menurut Prinsip Bahan Maksimum
Definisi Prinsip Bahan Maksimum adalah,”Pemberian toleransi yang memperhitungkan ketergantungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi serta adanya tambahan harga toleransi dari bentuk atau posisi pada bagian tertentu yang menyimpang asalkan tidak melanggar batas-batas maksimum dan minimumnya”
Prinsip bahan maksimum mengsumsikan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara toleransi ukuran dengan toleransi bentuk atau posisi.  Kondisi bahan maksimum pada sebuah poros adalah ukuran batas terbesar dari poros tersebut.
1.3  Konfigurasi kekasaran permukaan
Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan bekas pengerjaan (tekstur), memegaang peranan penting dalam perencanaan suatu elemen mesin, yakni berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan, kelelahan, kerekatan, suaian, dan sebagainya.
Nilai kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, daari N1 sampai dengan N12
Kekasaran (Ra)
(µm)
Tingkat Kekasaran
Panjang Sampel
(µm)
50
25
N12
N11
8
12.5
6.3
N10
N9
2.5
3.2
1.6
0.8
0.4
N8
N7
N6
N5
0.8
0.2
0.1
0.05
N4
N3
N2
0.25
0.025
N1
0.08
  1. 2. Jenis jangka sorong dan mikrometer skrup serta aplikasinya
  1. Jangka Sorong (caliper)
Jangka sorong secara khusus menggunakan gerak geser yang presisius untuk pengukuran bagian dalam, bagian luar, dan demi kedalaman atau tingkatan pengukuran.  Kekhususan dari kemampuan geser jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman dan roda gigi serta mesin yang sedang bergerak.
Beberapa jenis jangka sorong adalah sebagai berikut:
  1. Center Measuring Calipers
    Jangka sorong dengan bentuk kerucut dengan ‘jaws’ yang didesain untuk mengukur jarak di antara pusat dua buah lubang atau rongga.
  1. Gear Tooth Calipers
    Jangka sorong dengan  batang yang dapat diatur didesain untuk mengukur ketebalan dari gigi roda pada batas ‘pitch’.  Batang yang dapat diatur ini menetapkan kedalaman pengukuran pada batas ‘pitch’ atau pada batang tambahan.
  1. Machine Travel Calipers
Sistem pengukuran yang didesain untuk mengukur perubahan posisi dari machine bed. Kepala mikrometer, indikator, jangka sorong terspesialisasi dan pengukuran OEM lainnya digunakan untuk mengindikasikan perjalanan mesin.  Jangka sorong ini khususnya digunakan untuk mengukur mesin yang telah terpasang atau berwujud  produk seperti alat permesinan, mikroskop, dan instrumen lain yang memerlukan dimensi atau kontrol yang presisi.
  1. Nib Jaws Calipers
Jangka sorong ini memudahkan pengukuran segi bagian dalam (inside features), segi bagian luar (outside features), lekukan, lubang atau celah, dan derajat.  Dengan membandingkan dengan jangka sorong lainnya, maka jangka sorong ini dapat dengan mudah dan akurat ditempatkan pada bagian sisi atau celah.
  1. Pocket / Rolling Mill Calipers
    Jangka sorong yang kecil dan biasa digunakan untuk pengukuran dengan tingkat ketelitian yang rendah dan biasanya secara sederhana digunakan untuk mengukur alat yang tak rata untuk demi kecepatan pengukuran barang di lingkungan produksi.
  2. Electronic Calipers
Ciri-ciri:
  • Lightweight, ergonomic design
  • Large easy-to-read LCD 32 in. high
  • Inch/Millimeter conversion
  • Zero at any position
  • Automatic shut-off after 5 minutes of nonuse
  • Last measuring position retained when shut off
  • Easy access to the single
  • Hardened stainless steel body for long life
  • Integrated depth rod on all sizes
  • Fine adjustment thumb wheel
  • Lock screw to hold the slide in position
  • Resolution is 0.0005 in. (0.01mm)
  • Linear accuracy meets DIN862
  1. Mikrometer sekrup (micrometer)
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki 0.01 mm.
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
  • Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang
  • Mikrometer dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu benda
  • Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot
  • Mikrometer lubang
Mikrometer lubang secara khusus memliki tig kepala landasan yang digunakan untuk mengukur diametr dalam.
  • Mikrometer pipa
Mikrometer pipa untuk mengukur ketebalan dari pipa
Berikut contoh beberapa jenis mikrometer.
  1. Braille-Reading Micrometer
Mikrometer yang cukup popular dimana dapat digunakan oleh orang-orang yang tunanetra karena memiliki sistem penunjukan skala berupa huruf Braille.  Mikrometer ini tidak dijual bebas dan hanya di gunakan dalam dunia pedidikan demi perluasan wawasan kaum tunanetra.
3. Ukuran-ukuran blok ukur
Blok ukur yang biasanya ada di Laboratorium CAD CAM berjumlah 38 dan ukuran-ukurannya adalah sbb. {semua ukuran dalam milimeter (mm)}
1, 1.005, 1.01, 1.02, 1.03, 1.04, 1.05, 1.06, 1.07, 1.08, 1.09, 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, 1.9, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100.

Sumber : gregoriusagung.wordpress.com

Senin, 16 Juni 2014

PENGANTAR METROLOGI INDUSTRI
TUJUAN MEMPELAJARI METROLOGI INDUSTRI
1.       DAPAT MENGELOLA LABORATORIUM PENGUKURAN BAIK YANG ADA DI INDUSTRI MAUPUN DI BENGKEL KERJA PADA PENDIDIKAN KETRAMPILAN TEKNIK.
2.       DAPAT MENGGUNAKAN DAN MEMBACA SKALA ALAT-ALAT UKUR DENGAN TEPAT DAN BENAR.
3.       DAPAT MENENTUKAN DAN MEMILIH ALAT-ALAT UKUR YANG TEPAT SESUAI DENGAN BENTUK DARI OBYEK YANG AKAN DIUKUR.
4.       DAPAT MENGKALIBRASI DAN MEMELIHARA ALAT-ALAT UKUR SEHINGGA ALAT- ALAT UKUR TETAP TERJAMIN KETEPATANNYA BILA DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN.
5.       MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG SUMBER-SUMBER PENYIMPANGAN PENGUKURAN DAN DAPAT MENENTUKAN BAGAIMANA CARANYA MENGURANGI SEMINIMAL MUNGKIN PENYIMPANGAN TERSEBUT.
6.       DAPAT MERENDAHKAN BIAYA INSPEKSI SEMURAH MUNGKIN DENGAN PENGGUNAAN FASILITAS YANG ADA SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN.
7.       DENGAN MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG KONTROL KUALITAS, MAKA DAPAT MEMBANTU PENINGKATAN PRODUKTIFITAS HASIL KERJA, BAIK HASIL KERJA DIBIDANG PENDIDIKAN KETRAMPILAN TEKNIK MAUPUN DIBIDANG PERINDUSTRIAN.
SEJARAH PENGUKURAN
SEJARAH PENGUKURAN SUDAH ADA SEJAK ZAMAN DAHULU DENGAN BEBERAPA BUKTI MONUMEN SERTA BANGUNAN YANG LUAR BIASA SEPERTI PIRAMIDA DI MESIR.
MESIR KUNO
BANGSA MESIR KUNO MENGGUNAKAN ANGGOTA TUBUH MANUSIA UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN
“BARANG SIAPA LALAI ATAU LUPA MENGALIBRASI STANDAR SATUAN PANJANG SETIAP BULAN PURNAMA DIANCAM DENGAN HUKUMAN MATI”  Mesir, 3000 SM Firaun
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfJhMWrKOcpeMkG3oGjLKCckM59sAvIBomyj-pDQYVTKL23KAyZ34-ok9QvmXDvc_xIdYTkw161FOSMtmbHq63brNeetES6y4QScclWGNYPNA2gRixoPwgS94r-Rl8B5LD0dcQ7-dDJqo/s1600/dn20748-1_300.jpg                 http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS1nch3eLQfqHfOxWnPJFwkoC1ktoTHhqGQT3Af5XoR-9iSXUET&t=1
CUBIT
STANDAR INI DINYATAKAN SAMA DENGAN PANJANG SIKU TANGAN YAITU DARI UJUNG SIKU SAMPAI UJUNG JARI TENGAH. 1 CUBIT = 18”
UNTUK MENGKALIBRASI CUBIT MAKA DIBUAT ALAT KALIBRASI DARI BATU GRANIT HITAM, SEHINGGA MENGHASILKAN STANDAR PENGUKURAN CUBIT YANG DISEBUT ROYAL CUBIT.
http://www.touregypt.net/images/touregypt/measures10.jpg
PALM
GAMBAR DI BAWAH INI MERUPAKAN STANDAR PALM. STANDAR INI DINYATAKAN SAMA DENGAN LEBAR TELAPAK TANGAN MANUSIA
DIKAITKAN DENGAN STANDAR CUBIT, MAKA SATU PALM PANJANGNYA KIRA-KIRA SAMA DENGAN 1/6 CUBIT ATAU DALAM SATUAN INCHI KIRA2 SEBESAR TIGA INCHI
                           http://farm9.staticflickr.com/8532/8580345561_7bafb45152_z.jpg                             
SPAN
STANDAR INI DINYATAKAN SAMA DENGAN SATU JENGKAL JARI TANGAN MANUSIA.
SATU SPAN DIPERKIRAKAN SAMA DENGAN SETENGAH CUBIT.
KALO DIKAITKAN DENGAN STANDAR INCHI, DIPERKIRAKAN SATU SPAN SAMA DENGAN SEMBILAN INCHI
          http://farm3.static.flickr.com/2726/4465855364_65ee68ecff.jpg               
DIGIT
GAMBAR DI BAWAH MERUPAKAN STANDAR DIGIT. STANDAR INI DINYATAKAN SELEBAR UJUNG JARI TENGAN
SATU  DIGIT KIRA-KIRA SAMA DENGAN 1/24 STANDAR CUBIT ATAU KIRA-KIRA SAMA DENGAN ¾ INCHI
                             



PENGERTIAN METROLOGI
METROLOGI (ILMU PENGUKURAN) ADALAH DISIPLIN ILMU YANG MEMPELAJARI CARA-CARA PENGUKURAN, KALIBRASI DAN AKURASI DI BIDANG INDUSTRI, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI. METROLOGI DIKELOMPOKKAN KE DALAM TIGA KATEGORI UTAMA DENGAN TINGKAT KERUMITAN DAN AKURASI YANG BERBEDA-BEDA:
1.       METROLOGI ILMIAH: BERHUBUNGAN DENGAN PENGATURAN DAN PENGEMBANGAN STANDAR-STANDAR PENGUKURAN DAN PEMELIHARAANNYA.
2.       METROLOGI INDUSTRI: BERTUJUAN UNTUK MEMASTIKAN BAHWA SISTEM PENGUKURAN DAN ALAT-ALAT UKUR DI INDUSTRI BERFUNGSI DENGAN AKURASI YANG MEMADAI, BAIK DALAM PROSES PERSIAPAN, PRODUKSI, MAUPUN PENGUJIANNYA.
3.       METROLOGI LEGAL: BERKAITAN DENGAN PENGUKURAN YANG BERDAMPAK PADA TRANSAKSI EKONOMI, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN.
METROLOGI LEGAL
CABANG METROLOGI YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PENGUKURAN YANG DIPERSYARATKAN OLEH ATURAN HUKUM. PENGUKURAN SEMACAM ITU HARUS DILAKUKAN OLEH LEMBAGA ATAU INSTANSI YANG DIBERI WEWENANG SECARA HUKUM. KHUSUSNYA, HAL-HAL YANG BERDAMPAK PADA TRANSAKSI PERDAGANGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN.
BADAN HUKUM TERSEBUT SALAH SATUNYA ADALAH BSN (BADAN STANDARISASI NASIONAL, BPOM, DLL)
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRWKlLXjev1EIE-uZ50fGxbb2_Fe2ctmLjzevIycj0w-GjErBWJ&t=1





METROLOGI INDUSTRI :
BERKAITAN DENGAN HAL-HAL YANG MENUNJANG PRESISI PENGUKURAN DI INDUSTRI. TUJUAN AKHIRNYA ADALAH UNTUK MEMASTIKAN BAHWA PRODUK YANG DIHASILKAN (TERMASUK LIMBAHNYA) MEMPUNYAI KARAKTERISTIK YANG SESUAI DENGAN SPESIFIKASI YANG DIINGINKAN.
PENGERTIAN METROLOGI INDUSTRI LEBIH MENGKHUSUSKAN PADA PENGUKURAN GEOMETRIS SUATU PRODUK DENGAN CARA DAN ALAT YANG TEPAT SEHINGGA HASIL PENGUKURANNYA MENDEKATI KEBENARAN DARI KEADAAN YANG SESUNGGUHNYA.
METROLOGI INDUSTRI YANG AKAN DIBAHAS DIPERSEMPIT PADA MASALAH-MASALAH : GEOMETRIS SUATU PRODUK, PENGUKURAN PANJANG DENGAN BERBAGAI BENTUK, PENGUKURAN SUDUT DENGAN BERBAGAI BENTUK, DAN DISINGGUNG PULA SEDIKIT MENGENAI KONTROL KUALITAS.
ISTILAH DALAM PENGUKURAN
          KETELITIAN (PRECISION)
          KETEPATAN (ACCURATION)
          UKURAN DASAR (BASIC SIZE)
          TOLERANSI (TOLERANCE)
          HARGA BATAS (LIMITS)
          KELONGGARAN (CLEARANCE)

KETELITIAN (PRECISION)
          KETELITIAN (PRESISI) ADALAH KESESUAIAN DIANTARA BEBERAPA DATA PENGUKURAN YANG SAMA YANG DILAKUKAN SECARA BERULANG. TINGGI RENDAHNYA TINGKAT KETELITIAN HASIL SUATU PENGUKURAN DAPAT DILIHAT DARI HARGA DEVIASI HASIL PENGUKURAN.
          KETELITIAN DIDEFINSIKAN SEBAGAI KEDEKATAN (CLOSENESS) PEMBACAAN TERHADAP HARGA STANDAR YANG DITERIMA ATAU HARGA BENAR.
          PERBEDAAN ANTARA HASIL PENGUKURAN DENGAN UKURAN DARI BENDA UKUR BIASANYA DISEBUT DENGAN ISTILAH KESALAHAN SISTEMATIS (SYSTEMATIC ERROR).
          SEMAKIN KECIL KESALAHAN SISTEMATIS INI MAKA PROSES PENGUKURAN YANG DILAKUKAN SESEORANG SEMAKIN TELITI.


KETEPATAN (ACCURASY)
          AKURASI ATAU KESAKSAMAAN ADALAH TINGKAT KEDEKATAN DARI NILAI-NILAI UKURAN TERHADAP NILAI YANG SEBENARNYA. APABILA NILAI –NILAI UKURAN SEMAKIN MENDEKATI NILAI SEBENARNYA YANG BERARTI PENYIMPANGAN ATAU KESALAHAN SEMAKIN KECIL, BERARTI SEMAKIN TINGGI AKURASINYA
          KESAMAAN ATAU KEDEKATAN SUATU HASIL PENGUKURAN DENGAN ANGKA ATAU DATA YANG SEBENARNYA (TRUE VALUE / CORRECT RESULT).
          KETEPATAN BERLAINAN DENGAN KETELITIAN, DAN KETEPATAN YANG TINGGI TIDAK MENJAMIN KETELITIAN YANG TINGGI
ACCURASY VS PRECISION

UKURAN DASAR (BASIC SIZE)
          UKURAN DASAR MERUPAKAN DIMENSI ATAU UKURAN NOMINAL DARI SUATU OBYEK UKUR YANG SECARA TEORITIS DIANGGAP TIDAK MEMPUNYAI HARGA BATAS ATAUPUN TOLERANSI.
          DAPAT DIKATAKAN UKURAN DALAM BENTUK BILANGAN BULAT
TOLERANSI (TOLERANCE)
          TOLERANSI MERUPAKAN VARIASI ATAU PERBEDAAN UKURAN YANG TERLETAK DI ATAS DAN DI BAWAH UKURAN DASAR (BASIC SIZE).
          BESARNYA TOLERANSI MERUPAKAN SELISIH DARI UKURAN MAKSIMUM DAN UKURAN MINIMUM
          BENDA YANG BERBENTUK POROS MEMPUNYAI TOLERANSI DAN DARI BENDA YANG BERBENTUK LUBANG JUGA MEMPUNYAI TOLERANSI YANG BESARNYA TOLERANSI DARI KEDUA BENDA TERSEBUT TIDAK SELALU SAMA.
          MAKIN PRESISI SUATU KOMPONEN DIBUAT MAKA BESARNYA TOLERANSI JUGA MAKIN KECIL, SEHINGGA PROSES PEMBUATAN KOMPONEN NYA JUGA SEMAKIN KOMPLEKS
          SEMAKIN KECIL TOLERANSI MAKA BIAYA YANG HARUS DIKELUARKAN SEMAKIN BESAR DAN SEBALIKNYA.
          CARA PENULISAN PADA GAMBAR TEKNIK ADA BEBERAPA MACAM.
                   
                            


KELONGGARAN (CLEARANCE)
          KELONGGARAN MERUPAKAN PERBEDAAN UKURAN ANTARA PASANGAN SUATU KOMPONEN DENGAN KOMPONEN LAIN DI MANA UKURAN TERBESAR DARI SALAH SATU KOMPONEN ADALAH LEBIH KECIL DARI PADA UKURAN TERKECIL DARI KOMPONEN YANG LAIN.
          CONTOH YANG PALING JELAS MISALNYA PASANGAN ANTARA POROS DAN LUBANG.